Berbuka Kemudian Sholat

Disebutkan dalam sebuah hadis:

كَانَ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلّـِيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ، فَعَلَى تَمَرَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Dari Anas bin Malik (radhiyallahu ‘anhu) berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan beberapa butir ruthab (kurma basah) sebelum melaksanakan salat. Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan beberapa butir tamr (kurma kering). Jika itu pun tidak ada, maka beliau meminum beberapa teguk air."

Hadis sahih [HR. Abu Dawud no. 2356, At-Tirmidzi no. 696, Ad-Daruquthni no. 2278, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 1/597 no. 1576, Al-Baihaqi 4/239. Dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Irwaul Ghalil no. 922].

Rahasia di Balik "قبل أن يصلي" (Sebelum Salat)

Dalam hadis ini disebutkan "قبل أن يصلي" (sebelum salat), yang menurut Syekh Ibnu Utsaimin memiliki faedah besar yang banyak kaum Muslimin belum mengetahuinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka hanya dengan kurma ruthab (jika ada), atau kurma kering (jika tidak ada), lalu langsung melaksanakan salat Magrib.

Bukan berbuka dengan kurma, lalu makan sambosa, pisang goreng, es doger, sirup, atau bahkan nasi sebelum salat.

Maka, jangan biasakan memberi jeda terlalu lama antara azan dan iqamah Magrib di bulan Ramadan, misalnya hingga 15 menit. Biarkan kaum Muslimin menikmati buka puasanya, tetapi cukup dengan kurma dan air, lalu segera salat.

Bukan berarti haram atau makruh jika berbuka dengan makanan lain, tetapi jika berlebihan, itu bisa menjerumuskan diri dalam penyakit atau bahkan perbuatan yang makruh.

Solusi terbaik:
📌 Sediakan kurma di rumah atau di masjid untuk berbuka.
📌 Segera salat Magrib setelah berbuka dengan kurma sebelum menyantap hidangan utama.

Inilah sunnah terbaik dalam berbuka puasa. Semoga bermanfaat!