Hidup Seperti Perjalanan

Dunia ini ibarat perjalanan safar—kita hanya menumpang lewat. Lalu, untuk apa kita mengumpulkan dunia sebanyak-banyaknya? Jadikan dunia ini sebagai perantara untuk beramal sebanyak mungkin, dengan amalan terbaik menurut kemampuan kita.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis dari Jabir bin Abdillah, yang disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Sahihul Jami’:

المؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ وَلاَ خَيْرَ فِيْمَنْ لاَ يَأْلَفُ وَلاَ يُؤْلَفُ وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Seorang mukmin adalah orang yang bisa menerima dan diterima oleh orang lain. Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menerima dan tidak bisa diterima oleh orang lain. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.”
(HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath, no. 5949. Syaikh Al-Albani menghasankan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 426).

Maka, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya?

✅ Fisik kita bermanfaat saat digunakan membantu orang lain.
✅ Keterampilan kita bermanfaat ketika bisa mengobati saudara kita, baik Muslim maupun non-Muslim.
✅ Harta kita bermanfaat jika digunakan untuk membantu sesama.

Jangan sampai menyesal. Jadikan semua amalan kita sebagai pemberat timbangan kebaikan di hari perhitungan kelak. Semangat berbuat baik! 💪😊