Perumpamaan Muslim Dengan Al-Qur'an

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu:

وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ )) رَوَاهُ البُخَارِيُّ .

Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari, no. 5027)

Maka, orang terbaik adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya. MasyaAllah!

Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ،وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الرَّيحَانَةِ : رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Permisalan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an bagaikan buah utrujah, baunya harum dan rasanya lezat. Permisalan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan kurma, tidak beraroma, tetapi rasanya manis. Permisalan orang munafik yang membaca Al-Qur’an bagaikan raihanah, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan permisalan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan hanzhalah, tidak memiliki aroma dan rasanya pahit." (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5059 dan Muslim, no. 797]

Hadis ini menggambarkan perbedaan derajat orang dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an:

  1. Orang mukmin yang membaca dan mengamalkan Al-Qur’an diibaratkan seperti utrujah (jeruk sukade), yang harum baunya dan lezat rasanya. Orang seperti ini memiliki keutamaan besar, karena berinteraksi dengan Al-Qur’an baik secara lisan maupun amal perbuatan.
  2. Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an, tetapi tetap mengamalkannya, seperti kurma—tidak berbau harum, tetapi tetap manis. Ia tetap memiliki kebaikan, meskipun tidak seutama golongan pertama.
  3. Orang munafik yang membaca Al-Qur’an, tetapi tidak mengamalkannya, seperti raihanah—baunya harum, tetapi rasanya pahit. Lahirnya terlihat baik, tetapi hakikatnya berbahaya.
  4. Orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an dan juga tidak mengamalkannya, seperti hanzhalah—tidak beraroma dan rasanya pahit. Ia jauh dari kebaikan, baik secara lisan maupun perbuatan.

Hadis ini mendorong kita untuk tidak hanya membaca Al-Qur’an, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa menjadi seperti utrujah—yang harum baunya dan lezat rasanya bagi lingkungan sekitar.


Simak Video Selengkapnya di Cintailah Al-Qur'an

📱 JOIN US 
Whatsapp :
Pria (Ikhwan) :
https://chat.whatsapp.com/87nOuFobTPMF8fg4sputuk
Wanita (Akhwat) :
https://chat.whatsapp.com/EFKyhTcUNkhIfltJZSV5vl
Telegram :
https://t.me/moslemnextgeneration
Kontak MNG
https://moslemnextgeneration.com/p/kontak.html
📸Dipersilahkan join dengan channel FB/IG/YT/TG/TW abdurrahman dani
〰〰〰〰〰〰〰

🔸🔶 DONASI OPERASIONAL DAKWAH MNG 🔶🔸
Ambil kesempatan amal jariyah dan pahala yang mengalir melalui

BANK SYARIAH INDONESIA
7208885884
A/N Moslem Next Generation

📱Konfirmasi
0858-1666-1792 
Admin MNG 

〰〰〰〰〰〰〰
📡 Disebarkan dan diedit oleh :
Grup📱WA • MNG•
(Moslem & Moslemah Next Generation)
مــــجموعــــة شـــباب الــــغد
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url