Jika Agama Mengikuti Akal

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Mu’minun ayat 71:

وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَـٰهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ (٧١)

“Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.” (QS. Al-Mu’minun: 71)

Ayat ini menunjukkan bahwa jika kebenaran (agama) harus mengikuti hawa nafsu dan logika manusia, maka langit, bumi, dan seluruh isinya akan binasah dan rusak.

Maka jangan terbalik — akal harus tunduk kepada agama, bukan agama yang tunduk pada akal. Jangan hanya memilih dalil yang sesuai dengan selera pribadi, lalu meninggalkan yang tidak cocok.

Dan Allah telah memberikan peringatan dan petunjuk melalui Al-Qur’an, induk dari segala bentuk zikir. Tapi banyak dari mereka yang berpaling dari Al-Qur’an, tidak menjadikannya sebagai pedoman hidup.