Tindakan Preventif dan Kuratif Untuk Ain

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

"Mengapa kamu tidak mendoakan keberkahan untuknya?"

Hadits ini mengandung pelajaran penting dalam menolak pandangan mata jahat (evil eye/'ain). Ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan, tangkal dengan doa keberkahan. Jangan hanya kagum, tapi ucapkan doa keberkahan kepada pemiliknya.

Doa yang dianjurkan adalah:

• بارك الله فيك (Barakallahu fiik) – Semoga Allah memberkahimu.

• اللهم بارك له (Allahumma barik lahu) – Ya Allah, berikanlah keberkahan untuknya.

• يبارك الله عليك (Yubaarikullahu 'alaik) – Semoga Allah memberkahimu.

Ini semua adalah bentuk fi'il muta'addi, yaitu kata kerja yang membutuhkan objek—dan sangat tepat digunakan untuk mendoakan keberkahan.

Apabila ‘ain sudah terlanjur mengenai seseorang, seperti yang terjadi pada Sahl bin Hunaif, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan petunjuk: "Mandikan dia."

Caranya adalah:

1. Ambil air wudhu dari orang yang menyebabkan 'ain.

2. Tampung air tersebut.

3. Gunakan air itu untuk memandikan orang yang terkena 'ain:

   • Basuh wajahnya,

   • Basuh tangannya,

   • Dan bagian lainnya.

   • Bahkan disebutkan membalik ujung sarungnya dan menyiramkan bagian belakang tersebut sebagai bagian dari proses ruqyah ini.

Hal ini adalah ikhtiar syar’i yang bersumber dari sunnah Nabi, sebagai bentuk pengobatan terhadap pengaruh buruk ‘ain.

Semoga bermanfaat dan Allah senantiasa menjaga kita dari segala keburukan yang tampak maupun yang tersembunyi.