Daging Sapi dan Susunya

Salah satu hal unik yang disebutkan dalam hadis adalah mengenai daging sapi. Dalam sebuah hadis disebutkan:

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (no.79, 25/42),

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، ثنا زُهَيْرٌ، حَدَّثَتْنِي امْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِي, عَنْ مُلَيْكَةَ بِنْتِ عَمْرٍو الزَّيْدِيَّةِ، مِنْ وَلَدِ زَيْدِ اللهِ بْنِ سَعْدٍ قَالَتْ: ” اشْتَكَيْتُ وَجَعًا فِي حَلْقِي، فَأَتَيْتُهَا فَوَضَعَتْ لِي سَمْنَ بَقَرَةٍ، قَالَتْ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «أَلْبَانُهَا شِفَاءٌ، وَسَمْنُهَا دَوَاءٌ، وَلُحُومُهَا دَاءٌ»

Ali bin Abdil Aziz telah menyampaikan kepada kami, Ahmad bin Yunus telah menyampaikan kepada kami, Zuhair telah menyampaikan kepada kami, seorang wanita dari istriku telah menyampaikan kepada kami, dari Mulaikah binti ‘Amr Az-Zaidiyah yaitu salah seorang anak dari Zaidullah bin Sa’ad. Istrinya Zuhair berkata: “Aku mengeluhkan rasa sakit di tenggorokanku. Kemudian aku mendatangi Mulaikah dan ia memberiku lemak sapi. Ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Susu sapi adalah penyembuh, lemaknya adalah obat, dan dagingnya adalah penyakit”.

Hadis ini dilemahkan oleh mayoritas ulama, di antaranya Al-Haitami. Namun, Syekh Al-Albani mensahihkannya, dan menurut pendapat yang rajih, seandainya hadis ini memang sahih sebagaimana diyakini oleh Syekh Al-Albani rahimahullah, maka ini termasuk mukjizat Nabi ﷺ.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah juga membenarkan maknanya. Ia menjelaskan bahwa:

• Daging sapi bersifat dingin dan kering.

• Sedangkan lemak (gajih) sapi bersifat panas dan lembab.

Ketika dua sifat ini dikombinasikan, akan terjadi penetralan. Jadi, jika Anda mengonsumsi daging sapi disertai lemaknya, maka tidak akan menyebabkan penyakit—karena sifat panas-lembab dari lemak akan menetralkan dingin-kering dari dagingnya.

Jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi makanan yang bersifat dingin dan kering, kata Ibnu Qayyim, ini dapat menyebabkan:

• Darah kotor

• Penyumbatan dan benjolan

• Seraton (kanker)

• Da'ul fil (kaki gajah)

• Waswas (gangguan pikiran berlebih)

Karena itu, mengonsumsi lemak gajihnya dianjurkan sebagai penyeimbang. Sayangnya, banyak dari kita justru membuang lemak ketika makan daging sapi, padahal itu adalah bagian dari penawarnya.

Contoh ini menunjukkan bahwa banyak hal yang dijelaskan para ulama, tetapi belum banyak diketahui oleh umat. Oleh sebab itu, jangan pernah bosan menuntut ilmu.

Perlu juga kita pahami bahwa ilmu pengobatan Nabawi (ṭhibbun nabawi) termasuk bagian dari firman Allah:

اَ لۡيَوۡمَ اَكۡمَلۡتُ لَـكُمۡ دِيۡنَكُمۡ وَاَ تۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِىۡ وَرَضِيۡتُ لَـكُمُ الۡاِسۡلَامَ دِيۡنًا​ ؕ
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian...”
(QS. Al-Mā'idah: 3)

Namun, jika suatu pengobatan bersumber dari ijtihad para ulama dan bukan dari Rasulullah ﷺ secara langsung, maka itu termasuk dalam pengobatan tradisional Arab klasik.

Tidak semua yang termasuk kedokteran Arab klasik tergolong ṭhibbun nabawi, dan sebaliknya, ṭhibbun nabawi tidak seluruhnya berasal dari kedokteran Arab klasik.