Gaya Hidup Kita Mempengaruhi Takdir

Tidak bisa dimungkiri bahwa dosa dapat menimbulkan penyakit, dan makanan yang dikonsumsi juga bisa memperpendek umur. Memang benar, umur setiap manusia sudah dicatat di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala. Takdir telah ditetapkan. Namun, jangan sampai hal ini disalahpahami.

Ada sebagian dari kita yang usianya pendek karena sebab yang ditimbulkan oleh diri sendiri—menjerumuskan diri ke dalam hal-hal yang menjadi sebab pendeknya umur. Misalnya, soal makan dan minum, berolahraga atau tidak, begadang, hingga perbuatan maksiat—semua itu adalah urusan dan pilihan kita. Umur memang sudah ditetapkan, tetapi maksiat, gaya hidup buruk, dan penyebab lain yang menimbulkan penyakit dan memperpendek umur juga sudah termasuk dalam takdir yang dicatat oleh Allah.

Rahimakumullah jami‘an, sebagaimana kita berobat dari penyakit untuk menghindari kematian, itu bukan berarti kita lari dari takdir. Justru, dengan berobat, kita sedang berusaha mendapatkan takdir yang lebih baik.

Sebagaimana peristiwa yang terjadi pada Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika hendak memasuki wilayah Syam yang sedang dilanda wabah. Wabah tersebut telah menyebabkan wafatnya banyak sahabat Nabi ﷺ, termasuk para penghafal Al-Qur'an, hingga membuat Umar menangis. Saat itu, Umar sebagai khalifah memutuskan untuk tidak masuk ke wilayah tersebut, dan membatalkan niat menjemput para sahabat kembali ke Madinah.

Ketika ada yang bertanya kepadanya, “Wahai Umar, apakah engkau lari dari takdir Allah?” Maka Umar menjawab, “Kami lari dari satu takdir menuju takdir yang lain.”

Hal ini sejalan dengan sabda Nabi ﷺ,

إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ، وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا. متفق عَلَيْهِ

“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Umar mendengar hadis ini, lalu memilih untuk tidak masuk ke daerah wabah dan kembali. Maka demikian pula kita: sakit itu ada sebabnya, dan sebabnya adalah dari perbuatan kita sendiri—dan semuanya sudah termasuk dalam takdir Allah. Kesembuhan juga ada sebabnya, dan sebab itu pun sudah tercatat dalam takdir-Nya.